,,WelComE,,,,,,,,,,,,,,

,,Selamat datang di blog_ku,,,,

Jumat, 25 Juni 2010

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA PADA REMAJA AWAL (USIA 13-17)

A. Perkembangan Rasa Agama pada Remaja

Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa factor perkembangan rohani dan jasmaninya. Menurut W.Starbuck Perkembangan itu antara lain :
1. Pertumbuhan dan Pikiran Mental
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan. Menurut Peaget ”Perkembangan kognitif usia remaja bergerak dari cara berpikir yang konkrit menuju cara berpikir yang proporsional”. Berdasarkan pendapat ini, Ronald Goldman menerapkannya dalam bidang agama dengan membuat sebuha kecimpulan: “Pertumbuhan kognitif memberi kemungkinan terjadi perpindahan/transisi dari agama yang lahiriyah menuju agma yang batiniah”.
Jadi, perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untuk meninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungan dan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju agama “iman” yang sifatnya sungguh-sungguh personal.
2. Perkembangan Perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan social, etis dan estesis mendorong remaja untuk menghayati perkehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cendrung mendorong dirinya lebih dekat kearah hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok kearah tindakan seksual yang negative.
3. Pertimbangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan, remaja cenderung dihadapkan pada konflik antara pertimbangan moral dan materil. Terhadap konflik ini remaja cenderung bingung untuk menentukan pilihan. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi cenderung pada pertimbangan lingkungan sosialnya.
a. Jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan duniawi/materialitas, maka remaja akan menjadi cenderung jiwanya untuk menjadi materialistis dan jauh dari agama.
b. Sebaliknya, jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan yang religius, maka remaja akan cenderung jiwanya untuk menjadi religius.
4. Perkembangan Moral
Pertumbuhan dan perkembangan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan pembiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Perkembangannya baru dapat dikatakan mencapai kematangan pada usia remaja.
Pada masa remaja perkembangan moral bertitik tolak dari rasa bersalah atau berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja mencakup :
• Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
• Adative, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
• Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
• Unadjusted, belum meyakinni akan kebenaran ajaran agama dan moral.
• Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
5. Sikap dan Minat
Pada masa remaja sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan sangat kecil, namun hal ini masih sangat tergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
6. Ibadah
Perkembangan remaja dalam bidang agama juga dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap ibadah.


Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama, pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya, ide-ide dan pokok ajaran-ajaran agama yang diterimanya pada waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur, apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-krtitikan dalam hal agama itu. Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang dipegangnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialaminya atau dirasakannya.
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak memberi kesempatan untuk berfikir logis dan mengeritik pendapat-pendapat yang tidak masuk akal, disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua,yang juga menganut agama yang sama, maka kebimbangan pada masa remaja itu sangat kurang. Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau keyakinannya berlainan dengan yang dianut oleh orang tuanya.keyakinan orang tua dan keteguhannya dalam menjalankan ibadah, serta memelihara nilai-nilai agama alam hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama.
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak, maka pandangannya terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah, dari mau menerima tanpa pengertian, menjadi menerima dengan penganalisaan.
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu, juga mempengaruhi pandangannya dan keyakinannya kepada tuhan. Karena mereka tidak dapat melupakan tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini.
Masalah Mati dan kekekalan
Pada masa remaja telah dapat dipahami bahwa mati itu adalah suatu hal yang tak dapat dihindari oleh setiap orang, bahkan mati itu adalh fenomena alamiah yang harus terjadi. Pemikiran remaja tentang hal ini adalah terdorong oleh kepentingan emosi yang dirasakannya dan yang terjadi disekitar lingkungannya yang menimpa seluruh makluk hidup. Kendatipun pemiran tentang mati itu telah meningkat, namun mereka tidak menghilangkan kegelisahan, yang mengambil bentuk sebagai berikut:
a. Takut berpisah dengan keluarga
b. Takut dirinya akan mati, karena
1) Berpisah dengan orang tua yang disayanginya dan khawatir akan meninggalnya mereka.
2) Rasa dosa, takut bertemu dengan Allah seolah-0lah takut mati itu sebanarnya adalah takut akan hukuman akhirat.
3) Takut mati karena ambisinya. Memang pada masa remaja, ambisi itu adalah suatu cirri khasnya. Remaja lebih banyak khayalan dan cita-cita, serta takut tidak akan tercapai cita-cita itu.
Keyakinan itu akan mengurangkan kecemasan terhadap mati, kepada yang berhubungan itu, yaitu neraka dengan apinya, dan surge dengan kenikmatannya, jika kegelisahan itu bertambah, maka hidup ini tidak akan dirasakan berarti lagi. Maka takut akan neraka dan harao akan masuk surge dalam ajaran agama.
Setelah mati diakui dan diterima oleh remaja, maka ada diantaranya yang ingin mati, mungkin ini disebabkan adanya gambaran tentang negative takut mati (Reaction formation) psikoanalisa. Atau karena ingin lari dari kesukaran hidup yang dialaminya. Bahkan ada orang yang seolah-olah menghadang mati, sebenarnya ia ingin kekal dalam bentuk apapun.
Emosi dan Pengaruh Terhadap Kepercayaan Agama
Sesungguhnya emosi memegang peranan penting dalam sikap dan tindak agama. Tidak ada satu sikap atau tindak agama seseorang yang dapat dipahami, tanpa mengindahkan emosinya. Karena itu, dalam meneliti atau mempelajari perkembangan ilmu jiwa agama pada seseorang, perlu diperhtikan seluruh fungsi-fungsi jiwanya sebagai kebulatan.
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Diantara sebab-sebab atau sumber-sumber kegoncangan emosi pada remaja, adalah konflik ata pertentangan yang terjadi pada remaja dalam kehidupan.

Perkembangan Moral dan Hubungannya dengan Agama
Agama mempunyai peranan penting dalam pengendalian moral seseorang. Tapi harus diingat bahwa pengertian tentang agama, tidak otomatis sama dengan bermoral. Betapa banyak orang yang mengerti agama, tapi moralnya merosot. Dan tidak sedikit pula orang yang tidak mengerti agama sama sekali, tapi moralnya cukup baik.
Oleh sebab itu, seorang peneliti ilmu jiwa agama harus mempelajari pula dinamika dan perkembangan moral, supaya dapat memahami bagaimana peranan agama dalam moral, dan agama itu dapat menjadi pengendali moral. kita akan melihat betapa erat hubungan agama dengan ibadah-ibadah dan moral. Untuk lebih jelas, dapat kita lihat sangkut paut keyakinan beragama dengan moral remaja terutama dalam masalah-masalah berikut :
a. Tuhan sebagai Penolong Moral
Tuhan bagi seorang remaja adalah keharusan moral, pada masa remaja itu, Tuhan lebih menonjol sebagai penolong moral, daripada sandaran emosi. Andaikata kadang-kadang pikiran pada masa remaja itu berontak dan ingin mengingkari ujud Allah, atau ragu-ragu kepadanya, namun tetap ada suatu hal yang menghubungkan dengan Allah yaitu kebutuhannya untuk mengendalikannya moral.
b. Pengertian Surga dan Neraka.
Kebanyakan remaja memikirkan alam lain, bukanlah untuk tempat senang-senang atau tempat siksaan jasmani, akan tetapi sebagai lambang bagi pikiran pembalasan atau lambing kebahagiaan yang ingin dicapainya dan terlepas dari kegoncangan remaja yang tidak menyenangkan itu.
c. Pengertian tentang Malaikat dan Setan.
Mereka sadar betapa erat hubungan setan dengan malaikat itu dengan dirinya,mereka menyadari adanya hubungan yang erat antara setan dengan dorongan jahat yang ada dalam dirinya, dan hubungan dengan malaikat dengan moral dan keindahannya yang ideal, demikian pula hubungan surga deengan ketentraman batin dan kekuasaan yang baik, juga antara neraka dengan ketenangan batin dan hukuman-hukuman atas dosa.
Kedudukan Remaja dalam Masyarakat dan pengaruhnya Terhadap keyakinannya.
Sikap atau perlakuan Masyarakat yang kurang memberikan kedudukan yang jelas bagi remaja itu, sering kali mempertajam rasa konflik yang sebenarnya telah ada pada remaja, mereka mengharapkan bimbingan dan kepercayaan orang dewasa, terutama keluarganya, tapi di lain pihak mereka ingin bebas, terlepas dari kekuasaan dan kritikan-kritikan orang dewasa, mereka akan mencari orang-orang lain yang dapat merek jadikan teladan atau pahlawan (hero), sebagai pengganti orang tua atau orang-orang yang biasa menasihati mereka. Seandainya yang menjadi hero tersebut baik, maka pengaruhnya juga baik tapi kalau ia tidak baik, maka pengaruhnya juga kurang baik.
Kecenderungan seorang remaja untuk ikut aktif dalam kegiatan agama sebenarnya ada dan dapat dipupuk, asal lembaga keagamaan tersebut dapat mengikut sertakan remaja dan member kedudukan yang pasti kepada mereka. Kebijaksanaan pemimpin agama yang dapat menyadari bahwa remaja mempunyai dorongan dan kebutuhan social yang perlu dipenuhi, akan dapat menggerakan remaja itu ikut aktif dalam agama.

Sikap Remaja Terhadap Agama
Pada masa remaja berabgai cara dilakukan mereka untuk mengekspresikan jiwa keagamaan itu sangat dipengaruhi oleh pengalaman beragama yang dilaluinya. Ekspresi dan pengalaman beragama remaja itu dapat dilihat oleh sikap keberagamaannya, yang meliputi:
a) Percaya Turut-turutan atau ikut-ikutan
Sifat beragama yang ikut-ikutan ini biasanya hanya terjadi pada usia diantara 13-16 tahun, dan akan hilang jika pemikiran kritis remaja sudah berkembang. Karakteristik percaya ikut-ikutan:
• Bersikap apatis dalam mengekspresikan ajaran/tindakan agama.
• Tidak ada perhatian untuk meningkatkan penghayatan agamanya.
• Tidak mau terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan agam
Jadi secara umum dapat dikatakan remaja yang sikap keberagamaannya masih percaya ikut-ikutan dalam kelaksanakan ibadah dan ajaran agama sekedar hanya mengikuti suasana lingkungan dimana dia hidup.
b) Percaya dengan kesadaran
Sifat beragama remaja yang percaya dengan kesadaran ini biasanya dimulai sekitar usia 16 tahun. Apa yang menyebabkan munculnya sikap beragama remaja yang percaya dengan kesadaran?
• Meredanya kegoncangan yang dialami remaja sebagai dampak dari perubahan jasmani yang begitu cepat.
• Hampir selesainya pertumbuhan jasmani.
• Kemampuan berpikir yang sudah semakin matang.
• Bertambahnya pengetahuan remaja.
Semua kondisi itu mendorong remaja untuk lebih memikirkan dirinya sendiri, ingin mengambil tempat dan menonjol dalam masyarakat, perhatiannya pada ilmu pengetahuan, agama dan masalah sosial semakin bertambah.
Semangat remaja sebagai dampak adanya kepercayaan dengan kesadaran ini muncul dalam 2 bentuk:
- Semangat agama dalam bntuk positif
Cirinya:
• Remaja berusaha melihat agama dengan pandangan yang kritis.
• Remaja tidak mau lagi menerima hal-hal yang tidak masuk akal dalam masalah agama.
• Remaja tidak mau mencampuradukkan agama dengan hal-hal yang bersifat khurafat/tahayyul.
• Remaja menjauhkan bid’ah dalam masalah agama
• Remaja akan menyerang adat kebiasan yang dipandang tidak masuk akan dan kurang sesuai dengan agama.
• Remaja melontarkan kritik kepada pemimpin agama, yang mereka anggap kolot dan tidak mengikuti perkembangan zaman.
Intinya: Remaja ingin membersihkan agama dari segala yang mengurangi kemurnian agama.
- Semangat agama dalam bentuk negative
Cirinya:
• Cenderung mengambil unsur-unsur luar yang tercampur dalam agama, seperti: khurafat/tahayyl, bid’ah dan lain-lain.
• Senang pergi dan percaya pada dukun, tempat-tempat tertentu atau jimat.
• Menjadikan ayat-ayat sebagai jimat penangkal bahaya.
Tindakan dan sikap keagamaan remaja yang memiliki semangat yang negatif juga berbeda antara remaja yang berkepribadian introvert dengan remaja yang berkepribadian ekstrovert.
- Bagi remaja yang introvert, aktivitas tersebut hanya dirinya sendiri.
- Bagi remaja yang ekstrovert, aktivitas tersebut selain untuk dirinya sendiri, juga berusaha mengajak orang lain untuk mengerjakannya.


PENUTUP

Apabila remaja kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam keluarga, kondisi keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang memberikan kasih sayang dan berteman dengan kelompok sebaya yang kurang menghargai nilai-nilai agama, maka kondisi tersebut dapat menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja yang kurang baik atau asusila, seperti pergaulan bebnas (free sex), minum-minuman keras, mengisap ganja dan menjadi trouble maker (pengganggu ketetiban/pembuat keonaran) dalam masyarakat.
Perlu diingat bahwa perkembangan kecerdasan remaja, telah sampai kepada mampu mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang dilihat atau didengarnya, maka pendidikan agama tidak akan diterimanya begitu saja tanpa memahaminya. Apa yang dulu waktu masa kanak-kanak dapat diterimanya tanpa bertanya, tapi pada umur ini, ia akan sering bertanya atau minta penjelasan yang masuk akal, karena mereka tidak dapat menerima apa yang tidak dapat dimengertinya,.

DAFTAR PUSTAKA

• Zakiah, Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : PT. Karya Unipress, 1976.
• Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2009.
• Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Rosda
• http://starawaji.wordpress.com/2009/04/19/perkembangan-agama-pada-remaja/
• http://www.psychologymania.co.cc/2010/04/perkembangan-jiwa-keagamaan-pada-masa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar